Bahas Buku; Factfulness Karya Hans Rosling. Dunia tak Seperti yang Kita Kira.

Dunia ini sudah jauh mengarah ke kondisi yang lebih baik dibandingkan 50, 100, bahkan 200 tahun lalu. Itu kira-kira gagasan yang disampaikan oleh buku ini.

Berdasarkan pengalaman sebagai Dokter di negara berkembang di Afrika dan Asia. Ia melihat dunia tak seperti yang dilihat dan dibicarakan pada media.

Penulis Hans Rosling menegaskan ia bukan orang yang optimistik, namun selalu melihat pada data dan angka mentah. Bukan pada statistik yang bisa dimanipulasi sesuai kepentingan.

Kehidupan yang Membaik

Pada saat ini hampir sebagian besar manusia sudah bisa mendapatkan akses ke lokasi fasilitas kesehatan yang cukup lengkap. Jika dibandingkan dengan kondisi yang sama pada 200 tahun lalu.

Tingkat harapan hidup rata-rata manusia di seluruh Dunia juga sudah membaik, sangat jauh jika dibandingkan dengan 50 tahun lalu. Dunia belum pernah seaman sekarang, begitu kira-kira.

Hampir semua penyakit memiliki obatnya, penyakit yang 100 tahun lalu membuat bencana pandemi terbesar selama sejarah manusia. Bahkan penyakit yang sekarang dianggap mudah diobati, dulu dianggap sudah tidak ada harapan hidup.

Tingkat kematian bayi yang baru lahir sudah berkurang sangat drastis. Anak putus sekolah sangat sedikit. Tingkat kemiskinan ekstrem berkurang dari 95% hingga menjadi 9% pada tahun 2017.

Hasil survei apakah keadaan sekarang lebih buruk atau lebih baik dibandingkan dengan 200 tahun lalu. Menunjukkan mayoritas selalu menganggap memburuk setiap tahunnya di Negara Turki, disusul Amerika. Sedangkan Mayoritas di Rusia menganggap sebaliknya.

Insting Negatif Manusia

Hans menyebut salah kesimpulan itu karena pengaruh “insting negatif”. Manusia rupanya punya insting buruk pada lingkungan. Insting ini kemudian melahirkan persepsi yang membuat banyak manusia kurang bersyukur dengan keadaan.

Sembilan insting lain yang membuat manusia merasa dunia jadi lebih buruk: merasa berbeda, insting garis lurus, ketakutan, distorsi ukuran, generalisasi, pandangan terhadap takdir, perspektif tunggal, insting mencemooh, dan insting merasa terdesak.

Dengan cerkas Hans menunjukkan pikiran-pikiran negatif ini keliru, dengan fakta, data, dan analisis yang meyakinkan.

Melihat kelompok bukan berdasar negara, tetapi pendapatan

Penulis meyakinkan bahwa jika melihat orang pada kelompok pendapatan yang sama. Akan terlihat bahwa satu sama lain memiliki kemiripan.

Jika melihat anak-anak Ethiopia bersekolah dengan bertelanjang kaki, bukan berarti negara tersebut lebih miskin. Kita harus melihat negara lain seperti Indonesia pada level ekonomi yang sama.

Proyek yang dilakukan oleh anakny, Anna Rosling Memotret rumah tangga dengan pengeluaran yang sama di Mesir, Indonesia, dan negara maju seperti Amerika. Hasilnya, kasur yang digunakan sama, perabotan juga sama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *