Bahas Buku: Talking to Strangers karya Malcolm Gladwell
Edisi akhir pekan ini, saya baru saja menyelesaikan sebuah buku yang menarik untuk dibahas. Terkait kebiasaan kita yang sering tidak kita sadari karena bias yang ada.
Bagian awal buku ini bercerita tentang seorang polisi yang menangkap seorang perempuan dikarenakan dianggap melanggar lalu lintas.
Apakah pelanggar lalu lintas pantas untuk sampai masuk tahanan. Kedua, setelah 3 hari ditahan, perempuan itu bunuh diri di selnya.
Polisi itu kemudian dinyatakan bersalah oleh pengadilan dan dipecat dari kepolisian atas kesalahannya menyebabkan orang untuk bunuh diri.
Sekilas mungkin tidak ada hubungannya antara orang bunuh diri karena ditahan dan polisi yang dipecat karena dianggap melakukan kesalahan.
Namun disinilah awalnya untuk menganalisis karakter naluriah manusia yang akan selalu bias, walau bagaimanapun caranya untuk mengurangi hal tersebut.
Gagasan dari buku ini berpendapat bahwa kita seringkali menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang kita lihat.
Namun memang, manusia tak pernah bisa melihat apapun isi pikiran orang lain. Kalaupun ada akan sangat mengerikan tentunya.
Setelah diselidiki, polisi tersebut memang sering menilang orang yang melanggar kendaraan. Keadaan yang dia lakukan sebagai polisi adalah selalu menaruh rasa curiga.
Sistem saling percaya pada masyarakat manusia modern.
Tipikalnya, semua orang harus dicurigai, apabila tidak ada kesalahan baru dia dibebaskan. Sedangkan dalam keadaan manusia normal pada umumnya, kita selalu menganggap orang lain jujur.
Disinilah letak perbedaannya, manusia normal di zaman modern ini tak bisa hidup jika semuanya saling curiga satu sama lain.
Kita akan selalu curiga pada makanan yang kita beli, apakah orang lain akan meracuni kita.
Kehidupan modern yang manusia rasakan sekarang berbasis kepercayaan bahwa orang lain jujur. Sampai kapan orang lain bisa dipercaya?
Sampai ada tanda mencurigakan atau hal tidak lazim dari biasanya yang mana otak akan langsung sadar mengenali tanda-tandanya.
Kenapa hal ini terjadi, dikarenakan jika terus menaruh rasa curiga. Otak yang terus menerus mencurigai bekerja sangat keras untuk mengamati orang lain.
Tidak semua orang bisa dipercaya, namun juga bukan berarti semua orang harus dicurigai.