Belajar Desain Emosional: Insight Penting dari Don Norman

Buku Emotional Design Why We Love (or Hate) Everyday Things karya Don Norman

Belajar desain emosional tak lepas dari emosi merupakan hal yang tak terpisahkan dari pikiran manusia, pilihan, dan dalam aksi yang mereka lakukan. Menurutnya penulis Don Norman, desain yang baik tidak hanya tentang bagaimana sebuah benda bekerja menyelesaikan suatu tugas dan menyelesaikan masalah manusia. Bentuk dan penampilan sangat memengaruhi kepuasan pengguna, memberikan rasa pemenuhan atau kepuasan terkait dengan hanya melihatnya, bahkan melebihi kegunaan fungsi.

Sebagai contoh, banyak orang yang meletakkan sebuah barang di rak yang mudah terlihat, di ruang keluarga, ruang tamu, ataupun tempat favorit mereka seperti motor antik, perabotan yang memiliki bentuk khas, unik. Secara fungsi tak jauh berbeda dengan benda lainnya. Namun karena benda tersebut memiliki nilai yang lebih dari sekedar kegunaannya, bisa karena ingatan bersama benda tersebut, atau orang yang spesial memberi benda tersebut. Nilai yang dianggap penting akan berbeda pada setiap orang, oleh karenanya akan sulit mengetahui apa yang diinginkan semua oran

Belajar Desain Emosional Dari Tiga Level Berpikir Manus

Menurut seorang Psikolog Alice Isen dan rekannya, keadaan bahagia memperluan pola pikir dan memfasilitasi berpikir kreatif. Ketika manusia diberi hadiah, bukan yang terlalu kecil tetapi cukup untuk membuat orang merasa senang

Ketika kamu merasa senang, kamu lebih baik dalam bertukar pikiran, dalam menilai beberapa alternatif. Namun ketika manusia cemas, mereka cenderung mempersempit pikiran mereka. Konsentrasi pada masalah yang releva

Saat manusia tenang dan bahagia, proses berpikir mereka berkembang. Menjadi lebih kretaif, dan lebih imajinatif. Hal ini berkorelasi dengan peran estetik dari desain produk. Benda yang menarik membuat manusia merasa senan

Visceral

Respon paling dasar pada pikiran manusia. Kebahagiaan kepada produk yang dirancang dengan baik dan perasaan yang akibat kepercayaan pada rancangan produk yang baik. Respon ini seketika dan positif, memicu pikiran reflektif untuk memikirkan masa lalu. Level ini berada pada tahap sebelum kesadaran dan sebelum pikiran, Pada saat ini penampilan penting dan impresi pertama akan terbentuk. Terkait dengan penampilan, sentuhan, dan rasanya

 

Sebagi contoh, seringkali orang ketika berbelanja pakaian, perabotan, ataupun peralatan di sebuah toko. Pada awalnya tidak berniat membeli sesuatu, namun ketika mata mereka melihat sekeliling. Melihat barang yang memiliki barang yang menarik perhatian, dalam pikiran mereka langsung berkata, Aku ingin ini. Baru pikiran level pikiran kedua dan ketiga menilai pikiran awal merek

Behavior

Pada level ini tentang penggunaan. pengalaman pengguna dengan produk. Pengalaman pengguna ini ada beberapa, fungsional, performa, dan kegunaan

Jika sebuah produk melakukan apa yang dibutuhkan, akan menyenangkan digunakan dan mudah untuk puas dengan memuaskan tujuan dengan produk tersebut. Kemudian hasilnya senang, dan efeknya positi

Reflective

Level ini ditandai dengan level kesadaran tertinggi manusia. Level perasaan, emosi, dan kognitif. Pada posisi inilah dampak terbesar pada pikiran dan emosi manusia. Ketika masih di visceral dan behavioral, hanya terdapat efek dari penampilan, sentuhan, dan suara dari luar. Tidak terdapat pikiran yang muncul dari dalam diri sendiri

Interpretasi, pemahaman, dan pemikiran datang dari level reflektif. Bertahan sangat lama, dari ingatan masa lalu dan perenungan masa depan. Perasaan dan kepuasan yang dihasilkan dari kepemilikan, memajang, dan penggunaan produk yang bertahan dalam hubungan panjan

Ringkasan singkat Prinsip Belajar Desain Emosional

Visceral Design > Tampilan

Behavioral Design >  Kesenangan dan efektifitas penggunaan

Reflective Design > Citra diri, Kepuasan pribadi, dan kenangan

 

Pertanyaannya, apakah sebuah produk ketika sudah memiliki ketiga unsur tersebut akan memuaskan senua orang? Mustahil untuk sebuah produk memuaskan semua orang. Satu-satunya cara untuk melakukannya dengan membuat bermacam kebutuhan preferensi yang bermacam-macam produk. Membuat spesialisasi untuk setiap kategori produk kepada pengguna yang berbeda.

Kebutuhan dan Keinginan

Perbedaan paling mendasar dari kebutuhan dan keinginan dengan mencari apa yang benar-benar diperlukan untuk aktivitas manusia dibandingkan dengan apa yang orang inginkan.

Kebutuhan ditentukan dari tugas yang dikerjakan.

Keinginan ditentukan dari budaya, iklan, dan cara pandang orang tersebut memandang dirinya.

Seringkali keinginan lebih kuat dari kebutuhan dalam kesuksesan sebuah produk. Sebagai contoh ketika sedang berkeliling di pertokoan, atau restoran orang seringkali ketika melihat atau mencium bau yang enak. Mereka langsung berkata dalam hati, aku ingin itu atau ini.

Produk yang membangkitkan kenangan

Produk yang membangkitkan perasaan membutuhkan waktu untuk dibangun, benda tersebut membutuhkan interaksi berkelanjutan. Seperti setiap melewati sebuah monumen, gapura, atau bangunan setiap hari saat berangkat kerja, sekolah, atau kegiatan lainnya.

Manusia menyukai benda yang menarik perhatian karena benda tersebut membuat manusia merasa baik. Emosi merefleksikan pengalaman pribadi, hubungan, dan kenangan.

Kita menjadi lebih tertarik dengan sebuah benda apabila mereka memiliki hubungan pribadi yang kuat, membuat pikiran yang menyenangkan, membawa saat yang menyenangkan.

Ketertarikan kita bukan pada benda, tetapi pada hubungan, pada arti, dan perasaan yang direpresentasikan oleh benda.

Untuk lebih lanjut, bisa baca buku lain karya Don Norman “The Design of Everyday Things”

One thought on “Belajar Desain Emosional: Insight Penting dari Don Norman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *