Ide Jualan Aksesoris Wanita
Ide Jualan Aksesoris Wanita – Dalam hal mencari keuntungan, tentunya setiap pedagang dan pengusaha menginginkan margin penjualan yang tinggi. Wajar karena keuntungannya akan lebih tinggi dan lebih aman dari kewajiban pembayaran pajak karena harga pokok dan harga jual yang yang cukup jauh.
Kebetulan toko yang saya kelola menjual juga aksesoris dan perlengkapan yang barangnya kecil-kecil. Harga jualnya juga berada di kisaran Rp 2.000 – Rp 10.000 yang mudah dibeli oleh pelanggan.
Alasan lain mudah untuk menaikkan harga jual karena bukan merupakan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dll. Aksesoris walaupun ada unsur kebutuhan didalamnya, namun karena berbeda desain, warna, bentuk akan menjadikan koleksi bagi pembelinya.
Harga Modal Aksesoris
Sebagai contoh, harga grosir untuk barang jepitan rambut ini hanya Rp 1.500 dan dijual di toko dengan harga Rp 3.500. Margin kotor nya Rp 2.000 dengan presentase laba kotor 57%. Besarnya margin ini tentunya sangat menguntungkan dari sisi pedagang. Kalau di Jogja sendiri bisa mencari tempat grosir di Pasar Induk Beringharjo.
Harga beli barang juga memengaruhi potensi harga jual. Sebagai contoh barang dengan HPP Rp 50.000 mungkin akan lebih sulit dijual dengan harga Rp 100.000 dibandingkan barang dengan HPP Rp 1.000 yang dijual harga Rp 2.000 seperti roti, aksesoris, dll.
Nominal harga barang juga memengaruhi presentase laba keuntungan yang didapatkan. Namun juga akan memberikan sisi lain yang harus diperhatikan.
Barang dengan Nominal Kecil dan Besar
Sebagai contoh, bila menargetkan keuntungan kotor sebesar Rp 300.000 per hari. Maka jika yang dijual adalah barang dengan harga nominal kecil seperti aksesoris, gorengan. Misalkan barang dengan HPP Rp 1.000 dan dijual dengan harga Rp 2.000. Maka perlu 300 pcs barang yang terjual per harinya, sehingga volume transaksi lebih banyak apabila jumlah barang terjual per transaksi sedikit.
Namun ketika menjual barang dengan HPP Rp 50.000 yang dijual harga Rp 60.000. Jumlah barang yang harus terjual adalah 30 pcs. Tentunya akan sejalan juga dengan jumlah transaksi yang lebih sedikit. Perlu disesuaikan juga dengan target penjualan.
Volume Penjualan
Ini merupakan hasil diskusi dan merupakan hipotesa saya. Kalau barang aksesoris yang kecil cenderung mudah hilang di sembarang tempat. Ada dua alasan menurut saya.
- Ukuran barang yang kecil mudah terselip, jatuh, ataupun tak sengaja disapu dan dibereskan karena kurang terlihat.
- Harga barang yang nominalnya rendah cenderung kurang dihargai dan diperhatikan seperti cincin emas yang walapun sama-sama kecil. Namun nominal harganya tinggi akan disimpan di tempat yang aman.
Aksesoris memiliki banyak bentuk, warna, dan ukuran. Sehingga wanita kadang kala suka mengoleksi barang tersebut. Contohnya jepitan rambut, ada yang digunakan ketika bepergian, ketika beraktivitas di rumah, dan lain sebagainya.
Wanita juga suka mencocokan momen tertentu dengan apa yang dipakainya. Seperti model dan warna pakaian tertentu untuk pergi ke acara formal, liburan ke pantai, dsb. Setiap pakaian akan memerlukan detail-detail tersendiri. Untuk warna A dan bentuk B perlu beberapa, dan banyak lagi kriteria lainnya.
Karena itu walaupun target volume penjualan barang aksesoris harus besar. Namun potensi penjualan per bulan juga sangat besar. Dengan catatan model, bentuk, warna, dan ukuran yang disediakan harus bervariasi. Karena terkadang orang sering bosan dengan model-model tertentu.
Saluran Distribusi Penjualan
Walaupun zaman sekarang dunia online sudah menyebar sampai ke pelosok daerah di Indonesia. Ada suatu kebiasaan yang masih tetap ada yaitu kesenangan berbelanja.
Masih banyak orang yang menyukai kegiatan seperti belanja yang dilakukan di akhir pekan untuk mencari hiburan. Ya, hiburannya adalah belanja seperti berkeliling mall yang nyaman karena dingin dan tidak terpengaruh oleh kondisi cuaca.
Kabar baiknya aksesoris merupakan salah satu kategori barang yang dijadikan pilihan belanja untuk kesenangan. Semacam aksi untuk penghargaan diri setelah lelah bekerja pada senin sampai jumat.
Pilihan yang baik juga karena nominal untuk barang aksesoris tersebut juga kecil untuk dikeluarkan secara rutin. Keputusan pembelian oleh pelanggan juga tidak berat, mudah untuk diputuskan.
Karena itu walaupun banyak orang yang menjual aksesoris secara online dengan harga yang murah. Ketika dijual di toko offline tetap akan memiliki pembeli dan harga jualnya lebih tinggi.
Dari data penjualan yang ada di toko yang saya kelola, rata-rata presentase margin untuk aksesoris adalah 30%. Cukup tinggi untuk berjualan barang yang tidak diproses dan diolah.
Konsinyasi ke Toko Milik Orang Lain
Apabila belum memiliki toko fisik, dan karena cukup menyita waktu dan sumber daya. Bisa juga koleksi aksesoris tersebut dijual dengan cara konsinyasi.
Artinya barang tersebut dititipkan jual pada toko orang lain dengan sistem bagi hasil. Tidak perlu harus membayar gaji karyawan, sewa toko, pembelian peralatan lainnya. Cukup keliling setiap bulannya ke toko dan menitipkan barang.
Resiko barang yang dijual rendah karena memang aksesoris tidak memiliki tanggal kedaluwarsa seperti roti yang dalam hitungan hari. Tetapi tetap harus update model terkini mengikuti trend seperti industri fashion.
Konsinyasi juga memberikan keuntungan pada pemilik toko karena mereka tidak perlu mengeluarkan modal untuk stok barang. Sehingga mereka juga tidak mengalami kerugian secara materi dari sistem ini.
baca juga: cara menentukan harga jual sembako