Website Naik dari Pengalaman Pribadi – Saya sendiri baru mulai mengetahui SEO dan mencobanya di awal tahun 2024, waktu itu saya pribadi masih coba-coba sana sini. Padahal dulu waktu SD kelas 6 pernah membuat blog iseng dari blogspot.com.
Namun ya namanya anak kecil, saya ngga ngerti SEO. Padahal potensi naikin website di pencarian google pakai SEO dulu lebih mudah dari yang saya alami. Kontennya copas dari website lain, dan saya lihat sendiri dapat traffic 800 an pengunjung dalam 1-2 bulan an.
Karena google pada saat itu masih belum seketat sekarang, konten copas bisa naik. Bahkan spam artikel banyak sekali, orang mencari traffic untuk mendapatkan adsense. Saya sendiri bertemu orang yang mengaku bisa ternak blog puluhan untuk mendapatkan uang adsense dari google.
Contents
Belajar SEO Website
Awalnya saya mencoba sendiri langsung membuat website. Dimulai dari menonton youtube cara membuat website menggunakan domain TLD seperti .com, .id, dan .co.id.
Kenapa saya pilih Domain TLD?
Ini yang saya pelajari dari youtube Didik Arwinsyah yang memang praktisi SEO dan memiliki jasa terkait SEO juga. Menurutnya domain TLD memiliki kepercayaan yang lebih tinggi untuk SEO google.
Terbukti memang akhir-akhir ini kita jarang menemukan blogspot.com atau wordpress.com di halaman pencarian kita.
Lebih banyak institusi, perusahaan, komunitas, media atau usaha orang yang memang serius dalam memberikan artikel berkualitas kepada para pengguna.
Website saya pribadi jurnalkreasi.com sebenernya ada dua tujuan untuk saya sendiri.
- Project pribadi untuk belajar SEO karena kedepannya setiap saya berbisnis akan membantu sekali untuk mendatangkan traffic yang menjadi sales/conversion.
- Sebagai media saya juga untuk menulis dan mengumpulkan ide konten ketika saya melebarkan informasi ke platform lain. Karena seperti bagian kategori bahas buku merupakan hasil bacaan saya yang dirangkum menurut kepentingan Saya Pribadi.
Awalnya dalam sebulan bahkan hampir dua bulan awal tidak ada traffic sama sekali. Padahal saya sudah bersusah payah mengetik manual tidak menggunakan chatgpt untuk menulisnya, semuanya murni dari isi kepala saya dengan beberapa referensi.
Bisa dibilang saya hanya gas pol tapi salah arah, padahal memang ilmunya saja yang kurang. Saya tidak mengerti apa itu Yoast, cara menargetkan kata kunci saja tidak tahu. Apalagi riset kata kunci.
Website Saya yang Naik dalam Waktu Kurang Dari 3 Bulan
Awal tahun 2025 kebetulan saya mendapatkan kesempatan untuk bertemu senior saya dikampus untuk usaha alat industri. Untungnya barang yang dijual memang tidak banyak di Indonesia, keliahatannya persaingannya kecil dan pasar kecil. Tapi memang ada Undang-Undang nya dari Permen LHK no. 11 tahun 2021.
Alat yang dijual adalah Catalytic Converter Genset untuk menurunkan emisi Karbon Monoksida (CO) khususnya. 
Website ini segala macam kata kunci isinya mulai dari produk yang dijual, artikel nya dan lainnya hanya terkait emisi, dampak lingkungan, dan cara mengatasinya.
Karena fokus memang hanya terkait emisi untuk membahas emisi dan penanganannya, website saya cepat sekali naik bahkan hampir menyamai website ini jurnalkreasi.com yang sudah berumur satu tahun lebih.
Satu hal yang pasti, berkat kenaikan traffic tersebut tidak hanya view. Tetapi sudah banyak mendapatkan prospek atau leads dari orang yang mencari alat catalytic converter genset tersebut. Kalau ditotal secara rupiah. Banyak lah ya, tidak usah saya sebutkan disini…
Rahasianya Bisa Naik Dalam Waktu Singkat Dan Cepat
Beberapa waktu sebelum saya menulis artikel ini, saya membaca buku Belajar Marketing Belajar Hidup karya Henry Manampiring. Bagi saya orang awam di bidang marketing, bahkan background saya teknik.
Saya mengerti dasar terkait marketing, hal yang menurut saya penting dibahas ada marketing funnel. Awareness, Consideration, Conversion, Loyalty, dan terakhir Advocacy apabila customer benar-benar puas dengan produk atau jasa kita.
Kesalahan kebanyakan orang hanya ingin Conversion tanpa ada pendekatan awal.
Menurut Henry manampiring atau yang biasa disapa Om Piring. Tidak serta-merta orang yang menuju website kita pasti akan menghubungi. Kemudian belum tentu juga yang menghubungi pasti beli dari kita.
Struktur Artikel yang Membuat Website Saya Naik di Pencarian Google
Baiknya dalam menyusun artikel, kita posisikan diri kita untuk menulis untuk diri sendiri. Seperti saat kita sekolah mencatat materi yang disampaikan guru sebaik-baiknya, dan yang memang bermanfaat bagi kita saat mau ujian. Tulisannya bagus, lengkap, bahkan bisa sampai dijadikan bahan fotokopi teman kita karena saking bagusnya catatan kita.
Jadi patokan saat ada orang yang memang memiliki catatan atau tulisan bagus ya. Ada banyak orang yang akan menyimpan dan menyebarkannya bahkan kepada orang lain karena dirasa bermanfaat.
Saya sendiri suka membaca update terbaru, mengenaik tips and trick dari dailyseo.id yang membahas mengenai SEO dan mesin pencari google.
Dalam salah satu artikelnya mengenai tantangan AI dan zero click. Penting untuk membuat struktur website TOFU (Top of Funnel), MOFU (Midlle of Funnel), dan BOFU (Bottom of Funnel).
Walaupun ada beberapa artikel seperti “Apa itu … “, “Cara kerja …”, dan lainnya yang sudah ada AI dari google untuk merangkumnya. Otomatis bagian TOFU akan sedikit sekali yang mengklik dibandingkan dengan funnel bawahnya, secara CTR atau rasio klik tayang.
Namun tak perlu khawatir, tetap saja buat artikel tersebut karena memang tujuannya bukan untuk mendapatkan banyak view dari artikel tersebut.
Menurut data dari dari studi clickstream SparkToro: Traffic transactional dari BOFU seperti “sewa mobil ambarukmo jogja” akan memiliki rasio klik tinggi.
Justru orang yang akan membeli produk atau jasa kita akan memilih website karena bukan informasi umum seperti yang disediakan AI.
Kalau sifatnya informasi, otomatis kita sebagai pembaca akan merasa puas apabila sudah mendapatkan pengertiannya secara singkat.
Namun tujuan dari TOFU pada website yang saya praktekkan untuk meningkatkan tingkat kepercayaan google pada website saya.
Studi Kasus Pribadi
Saya tidak hanya membuat artikel atau halaman yang mengarahkan ke transaksi seperti Catalyst genset, tetapi juga membahas esensi mengenai pengendalian emisi.
Bahkan saya memberikan pemaparan mengenai berapa standar baku mutu emisi, kemudian dampak-dampaknya.
Jadi saya memberikan edukasi kepada calon pengguna atau pelanggan untuk mengetahui segala hal terkait alat yang saya jual.
Hal yang bikin gagal adalah ketika langsung hardsell, atau jualan tanpa melalui pendekatan awal.