Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak – Akhir tahun 2024 ini, saya menonton sebuah rekaman kelas dari dnvb.id terkait marketing dari foundernya Novia Nurist dari kelas “How to Create Powerful Content that Sell Any Product“. Disitu membahas salah satunya terkait dengan bagaimana manusia memiliki level energi, sumbernya dari buku Power vs Force karya David R. Hawkins. Beliau adalah seorang psikiater, melalui pengamatannya terhadap pasien jiwa, ia melihat perbedaan antara yang sembuh dan belum sembuh dari kontrol terhadap tubuhnya. Ia kemudian mulai meneliti terkait level kesadaran manusia.
Saya sendiri penasaran dan kemudian mencari buku tersebut di toko buku terdekat dari kosan saya. langsung sore itu juga saya pergi dan memenuhi rasa penasaran saya agar tidak hilang semangat untuk mencari tahu lebih lanjut.
Contents
Cara Meningkatkan Kecerdasan Otak Manusia Melalui Kesadaran
Menurutnya sangat jelas mengapa ada orang yang mudah sekali mendapatkan sesuatu dengan minimal usaha. Sedangkan ada sebagian lain yang berusaha mati-matian namun tetap kalah atau tidak mendapatkannya. Perbedaan utamanya ada pada sumber energi yang digunakan untuk melakukan aktivitas untuk menuju tujuannya.
Ada dua jenis sumber energi dalam diri manusia, Power dan Force. Power berasal dari medan energi yang lebih tinggi, positif, dan tak terbatas jumlahnya. Force menggunakan level energi rendah, negatif, memaksakan sesuatu. Sumber energi ini dimulai dari 0 sampai pada 1000 dalam skala logaritmik, oleh karenanya semakin tinggi akan jauh lebih besar perbedaannya dan kekuatannya.
Energi negatif ketika berada dibawah 200 dan netral pada 250. Level 250 keatas berada pada posisi positif secara logaritmik. Pada level energi rendah ada rasa malu, bersalah, apati, dukacita, ketakutan, hasrat, amarah, kebanggaan, dan keberanian. Untuk netral berada pada level 250. Kemudian level energi positif terdapat emosi kesediaan, penerimaan, penalaran, cinta, kesukacitaan, dan kedamaian.
Energi Negatif (Force)
20 Rasa Malu
Rasa malu, level kesadaran yang paling rendah. Bahkan mendekati kematian. Sangat berbahaya jika manusia lama pada rasa malu. Menghancurkan seluruh level kepribadian, rentan terhadap emosi negatif.
Posisi ini disadari ketika sedang merasa kehilangan muka. Tak dihargai, merasa bukan siapa-siapa. Seringkali orang mengambil tindakan yang berbahaya bagi orang lain.
30 Rasa Bersalah
Rasa bersalah memicu amarah, salah satu ekspresinya dengan membunuh. Seringkali dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menghukum. Jika rasa bersalah terlalu dominan, kita akan selalu cemas akan dosa.
50 Apati
Ciri dari level ini yaitu kemiskinan, putus asa, dan tidak ada harapan. Orang yang berada di level ini merasa tidak berdaya, memelas, selalu meminta belas kasihan, dan tidak bisa berdiri sendiri.
Mereka tak punya kemampuan dan energi untuk mencapai sesuatu yang diimpikan. Karena tidak memiliki respon terhadap stimulus.
Masyarakat banyak yang tidak memiliki motivasi untuk membantu orang-orang di level ini. Mereka dianggap sebagai penyedot sumber daya terbatas yang dimiliki masyarakat.
Hanya orang yang memiliki energi sangat tinggi seperti pemuka agama yang mampu untuk menghadapi mereka.
75 Dukacita
Ini masuk kepada rasa kehilangan, kemurungan, dan kesedihan. Sebagian besar manusia pasti mengalaminya untuk waktu tertentu.
Namun pada level ini memiliki energi yang lebih besar dari apati. Manusia bisa menangis pada level ini. Tanda bahwa ia sudah mulai memiliki harapan hidup dan energi.
Terlalu lama pada level ini akan membawa manusia pada level depresi dan penyesalan.
100 Ketakutan
Orang pada level ini memiliki energi yang jauh lebih tinggi dibanding level dibawahnya. Namun tetap negatif karena bisa membawa dampak buruk kepada manusia.
Rasa takut wajar muncul dalam diri manusia dalam beberapa kondisi. Justru malah menyelamatkan manusia karena akan terus beraktivitas, terus sadar dan tak terlena dengan apa yang menjadi ketakutannya.
Ketika rasa takut ini berlebihan mengakibatkan rasa tertutup dan membatasai pertumbuhan kepribadian manusia. Karena tekanan ini seringkali orang takut membutuhkan bantuan untuk mencapai level yang lebih tinggi. Seperti munculnya tokoh pahlawan melawan penjajah yang membangkitkan semangat. Serta menjadi tameng terdepan masyarakat ini.
125 Hasrat
Hasrat penting untuk menjadi batu loncatan energi manusia. Motivasi untuk menginginkan sesuatu, harta, tahta, dan lainnya. Level ini seperti kecanduan, ia tak akan pernah pernah puas, Bahkan manusia yang berada pada posisi ini belum tentu menyadarinya. Karena berada pada emosi negatif, berada pada energi merundung. Ketika tak berhasil mendapatkan suatu hal, ia akan beralih ke hal lain tanpa mencapai posisi kepuasan.
150 Amarah
Amarah menjadi akibat dari tidak tercapainya hasrat. Mereka yang gagal ketika terobsesi dengan sesuatu akan frusttrasi menyebabkan amarah muncul. Namun bisa menjadi membangun ataupun menghancurkan. Orang yang tidak puas dengan penindasan merasa tertekan dan marah kemudian mencari kebebasan.
175 Kebanggaan
Kebanggaan dianggap memiliki energi yang positif oleh masyarakat. Jauh diatas rasa malu, apati, ketakutan. Biasanya digunakan untuk menggerakkan angkatan bersenjata. Banyak tentara yang gugur demi apa yang disebut kebanggaan atau nasionalisme.
Hal ini menjadi baik ketika mengarah pada kepercayaan diri. Namun bisa menjadi bumerang dan kelemahan saat kebanggaan itu sendiri muncul ego, merasa benar, dan menyangkal apa yang tidak dikehendaki. Kebanggaan bergantung kepada validasi eksternal. Sehingga ketika apa yang disebut kebanggaan itu hilang, bisa jatuh pada rasa malu.
Netral
200 Keberanian
Inilah level yang disebut titik kritis. Orang mulai memiliki harapan, keberanian, mulai bergairah terhadap segala sesuatu. Manusia sudah bisa meberdayakan diri sendiri tanpa harus benar-benar dibantu oleh yang lain. Jika pada level dibawahnya bernuansa negatif, menyedihkan, penuh ketakutan, dan frustrasi. Pada level ini tantangan tak dilihat sebagai ancaman, tetapi menarik, menantang, dan menggairahkan.
Manusia mulai mencapai apa yang sebelumnya dianggap mustahil. Mencapai hal-hal positif sebagai timbal balik dari gairah mereka menghadapi dan menyelesaikan tantangan. Kepercayaan diri meningkat setelah menyelesaikan suatu masalah, halangan yang sebelumnya terlihat mustahil. Produktivitas pun muncul akibat kuatnya kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah.
Energi Positif (Power)
250 Kenetralan
Masuk kepada level positif. Manusia tidak lagi bergantung pada faktor eksternal yang bisa melemahkan mereka dan turun ke level yang lebih rendah. Pencapaian bukan sebagai hal yang luar biasa dan kegagalan tidak menghancurkan. Mereka tidak terikat kepada ekspektasi akan hasil. Rasa nyaman muncul karena ketidakbergantung pada hasil tersebut. Karena pasang surut merupakan bagian dari kehidupan.
Mereka tidak takut dengan ancaman dari luar, menghindari konflik. Mereka juga tidak menghakimi dan lebih berfokus kepada usaha apa yang bisa dilakukan.
310 Kesediaan
Ketika perada di bawah level 200, orang cenderung tertutup. Namun ssat berada di 310, keterbukaan besar terjadi. Orang menjadi ramah, tulus, Kesuksesan ekonomi maupun sosial akan tampak dicapai secara otomatis. Masalah batin tak menjadi hambatan, malah mereka siap untuk menghadapinya. Mereka siap untuk terus belajar dan akhirnya penghargaan pada diri sendiri meningkat dan muncul kepercayaan diri yang besar.
350 Penerimaan
Pada level ini manusia tidak melihat melalui tembok-tembok yang kaku. Perbedaan adalah hal yang biasa dan menghargainya sebagai bagian dari hidup. Ketenangan emosional terjadi. Tak melihat sesuatu hal sebagai benar dan salah. Cenderung untuk fokus menyelesaikan masalah dan mencari tahu jalan keluarnya. Fokus pada tujuan jangka panjang dan tak membuat gerah atau kecewa.
400 Penalaran
Di sinilah rasionalitas muncul seperti yang terjati pada ilmuwan. Penalaran mampu menangani permasalahan mengenai hal yang kompleks. Melihat kerumitan hubungan, korelasi antar berbagai hal. Melihat perbedaan kecil. Namun juga memiliki kekurangan yaitu fokus antara suatu simbol dengan apa yang direpresentasikannya. Seperti ketika melihat pohon, maka penalaran tak sadar bahwa ada hutan di sekeliling pohon tesebut. Penalaran tidak otomatis menemukan kebenaran. Kurangnya kemampuan untuk menangani perbedaan dan membuat kesimpulan.
Power muncul dari makna. Sedangkan makna berhubungan dengan motif, dan dengan prinsip. Power selalu berhubungan dengan hal-hal yang mendukung makna penting kehidupan. Selaras dengan sifat mulia manusia.
Power selalu selaras dengan sesuatu yang menaikkan derajat manusia, meningkatkan kehormatan. Seperti sebuah medan energi, dia diam saja tak bergerak. Namun bisa menggerakkan benda-benda di sekitarnya tanpa harus bergerak. Tak membutuhkan apapun dari luar, dan selalu menyuntikkan energi. Memberi kehidupan pada hal-hal disekitarnya. Membuat kita memiliki welas asih, sehingga merasa positif dengan diri sendiri. Inilah cara meningkatkan kecerdasan otak dengan menggunakan energi yang positif pada kehidupan.
Force harus dijustifikasi, dan pasti akan kalah. Seperti hukum fisika, force akan menciptakan counterforce. Selalu membutuhkan masukan energi dari luar, yang pada akhirnya energi itu akan habis karena selalu mendapatkan perlawanan. Akibatnya selalu tercipta polarisasi dan konflik. Harga yang mahal harus dibayar karena akan terkuras sebagaian ataupun bahkan keseluruhan energinya.
Jika ingin mencari lebih lanjut mengenai manusia dari sisi biologis. Bisa membaca buku The Selfish Gene Karya Richard Dawkins