Nama toko sembako pastinya elemen penting dalam sebuah usaha sembako. Perbedaan nama bisa membuat orang mudah mengingat atau tidak, dan kesan yang dirasakan setelah membaca nama toko.
Tentunya kita sebagai pengusaha menginginkan agar orang-orang mengingat toko kita dan dalam nuansa yang positif. Sebagai contoh, ketika ada yang bertanya. Tau toko budi tiga kan, “Tau, toko yang lengkap, bersih, kompetitif juga harganya untuk semua barangnya, kalau beli banyak dapet diskon”
Pastinya nuansa yang positif akan membuat lebih banyak orang yang datang karena referensi. Makin banyak yang berbelanja, bukan hanya satu atau 2 barang. Tetapi sampai hampir keseluruhan kebutuhan rumah tangga.
Contents
Manfaat Nama Toko Sembako yang Baik
Setiap orang yang berdagang atau berbisnis pastinya ingin hal baik pada usahanya. Oleh karenanya nama toko menjadi unsur penting dalam komponen usaha. Bahkan menjadi utamanya, apa yang diingat orang, diucapkan pemilik usaha, karyawan, pelanggan, dan supplier.
- Pengucapan yang mudah bagi pelanggan. Sehingga mudah untuk diingat.
- Nama yang positif membawa energi positif.
- Nama yang familiar, sesuai daerah. Sehingga orang merasa dekat dengan nama tersebut.
- Mengandung informasi mengenai isi toko, produk/jasa. Seperti pecel lele lela.
- Mengingatkan nama orang dengan pemiliknya. Seringkali tokoh masyarakat setempat mengagumi sosok, dan rela untuk membeli produk dari usaha tokoh masyarakat tersebut.
Contoh nama toko yang unik dan bagus maknanya
Nama dengan konsep doa
Nama ini dipakai agar menjadi doa dari pemiliknya yang baik untuk kebaikan dan kemakmuran toko.
- Makmur Jaya (Umum sekali digunakan untuk toko). Artinya agar usahanya makmur dan berjaya berkembang.
- Toko Berkah Sembako (Yang dimaksud agar menjadi berkah barangnya maupun usahanya bagi pelanggan dan pengusaha)
Sesuai Tipe Pelanggan
Biasanya untuk memudahkan tipe pelanggan dan mensortir.
- Toko Grosir Arifin (Pembelinya jelas pedagang, yang langsung tahu begitu disebutkan namanya. Arifin nama pemiliknya). Biasanya pelanggan sudah tahu kalau bentuknya grosir, tempatnya tidak akan senyaman seperti minimarket modern namun gantinya harganya sangat miring.
- Warung Rejeki Lancar (Tipe pembelinya retail, orang mampir untuk membeli minuman. Dari nama warung kita tahu kalau toko ini konsep tradisional
Sesuai Wilayah
Seringkali agar menyatu dan tidak asing di telinga pelanggan. Sebagai contoh ketika di daerah jawa tengah, di pedesaan yang mayoritas tidak familiar dengan bahasa asing, inggris. Pastinya lebih mudah diucapkan ketika nama toko nya berbahasa jawa.
- Toko Sembako Bu Joko (Menggunakan nama yang umum di daerah jawa, biasanya Ibu dipanggil sesuai nama suaminya)
- Warung Mbok Nah (Namanya mengingatkan orang kepada sosok orang tua jawa yang lembut)
Sesuai Pemilik atau Perintis
Cukup sering toko, restoran, bahkan bisnis menggunakan nama pemilik, pendiri yang merupakan orang tua nya, kakeknya. Nama pemilik tak hanya sebagai identitas kepemilikan, namun juga bisa menjadi warisan kelak jika memang produk dari bisnisnya bagus dan unik.
Sebagai contoh, di Jogja ada Gudeg Yu Djum yang merupakan nama dari pendirinya, Gudeg Haji Ahmad, Mie Ayam Pak Wagono, dan banyak lainnya.
Tidak hanya pemilik, kadang juga nama anaknya yang dijadikan nama toko. Tentunya motif berbeda-beda.
- Toko Bu Siti (Toko kepemilikan bu siti, namun dalam hal ini akan lebih dikenal secara lokal dalam radius dekat, tetangga komplek dan sekitarnya)
- Warung Desamart (Nama yang saya temui di sebuah desa di Magelang, kepemilikan oleh BUMDES. Sesuai namanya, toko ini bukan milik perorangan)
Tidak ada benar salah dalam penamaan toko ataupun usaha. Tetapi tergantung tujuan dari pemilik dan arah usahanya 5 tahun, atau 10 tahun, atau bahkan sampai anak cucu nanti.