Taipan – Lahirnya Para Konglomerat William Win Yang

Taipan – Lahirnya Para Konglomerat William Win Yang – Sebuah buku novel sejarah menurut kategori penerbit Elex Media Komputindo. Berawal dari bawah, berpetualang menuju dominasi ekonomi yang tak tergoyahkan.

Buku yang menurut Gue bener-bener mind blowing banget. Ngebuka pikiran soal dunia yang bahkan sama sekali Gue ga pernah kebayang posisi dan suasananya.

Kisah ini berawal dari Zhou Sheng Ru yang berada di Purwakarta dan Wang Zhen dari Malang. Kelompok minoritas, sering mendapatkan diskriminasi yang berjuang dengan cara berbeda. Akan mendapatkan kesuksesan dan pencapaian luar biasa melalui jalur yang berbeda.

Baca juga: Thinking Fast and Slow karya Daniel Kahneman

Saat Murid Siap, Guru Akan Datang

Zhou Sheng Ru lahir di keluarga bankir, Ayah dan Ibunya berkerja di Krawangsche Colkscredietbank (VCB). Lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara pada zaman Hindia Belanda pada tahun 1926. Termasuk kedalam keluarga yang terhormat karena posisi Ayahnya sebagai akuntan memiliki pangkat tinggi dan gaji bulanan tinggi menurut standar zaman tersebut.

Namun semuanya mulai berbalik arah ketika sang Ayah meninggal secara mendadak pada tahun 1931. Mereka yang awalnya tinggal di rumah dinas bergaya Eropa harus pindah dan mengungsi ke tetangga. Perlakuan buruk pun diterima oleh keluarga mereka akibat menumpang tinggal.

Sampai akhirnya sahabat Ayahnya yaitu Tuan Chen yang terkejut atas kematiannya datang. Ia berkunjung ke Purwarta dan bertemu Zhou Sheng Ru. Masih muda, punya potensi besar dan sayang apabila tinggal di kota kecil Purwakarta. Diajaknya untuk sekolah di Batavia dan bersahabat dengan anaknya Chen Si yang kelak akan menjadi partner bisnis.

Ketika bersekolah di Pa Chung Mangga Besar juga mereka berdua bertemu dan bersahabat dengan Namio Oda. Anak seorang keturunan Jepang kaya raya Eiji Oda di Bandung. Karena kesamaan nasib lah yang menyatukan mereka.

CV Persahabatan

Saat mereka dewasa, Namio Oda harus kembali ke Jepang dan menjadi tentara pada Perang Dunia 2. Sheng Ru dan Chensi memiliki kehidupan sendiri dan berpartner untuk usaha toko kain di Glodok. Berawal dari CV persahabatan yang berjualan kain itulah bisnis mereka mulai berkembang.

Sampai pada akhirnya bertemu dengan Kho Yan Book yang ingin ikut dalam kongsi dagang untuk memperlancar bisnis hasil buminya. Awalnya hanya dagang tekstil, kemudian karet, pasar mulai jenuh. Pindah lagi ke komoditas lainnya.

Pindah Haluan Bisnis

Suatu ketika, datang seorang pimpinan Bank BPDI bernama peter datang dan memohon pinjaman 1 milyar untuk bank nya. Alasannya karena baru saja kehilangan uang tersebut dimaling manajer mereka. Namun ternyata dalam waktu 6 bulan setelahnya akibat kondisi ekonomi yang tidak baik uang 50 juta yang dipinjamkan hilang. Akhirnya Kho Yan Book mengambil alih bank tersebut dan petualangan baru dimulai.

Perjuangan Kho Yan Book, Chen Si, dan Sheng Ru yang baru di dunia bankir. Industri yang membutuhkan kepercayaan nasabah, kepercayaan pedagang, dan masyarakat.

Taipan – Lahirnya Para Konglomerat William Win Yang

Wang Zhen, lahir di Malang pada tahun 1925 dari keluarga berkecupuan, namun tak super kaya. Bungsu dari tujuh bersaudara dan keluarga pedagang batik biasa. Ayah dan Ibunya pekerja keras yang percaya dengan kegigihan dan mengharapkan anak mereka meneruskan usaha dan semangatnya.

Namun Wang Zhen berbeda, ia merasa para pedagang yang bekerja kasar tak sesuai dengannya. Berpakaian seperti di pasar tradisional pada umumnya, kesan kolot, dan kotor. Karena kebetulan usaha dagang keluarga mereka berafiliasi dengan Nederlandsche Handels Bank. Kesan rapi dan bersih yang ditampilkan oleh Bank tersebut meningkatkan keinginannya untuk menjadi bankir.

Saat dewasa Wang Zhen sempat membuat masalah dengan menginisiasi dan memimpin pemberontakan pada masa pemerintahan Belanda. Seperti pemberontak lain, Ia masuk penjara dan sempat dipaksa oleh Tuan Wang Ayahnya sendiri untuk melupakan cita-citanya seorang bankir dan membantu usaha keluarga.

Burung Peng Terbang Tinggi

Beruntungnya Wang Zhen, ketika Jepang datang dan akhirnya membebaskan tahanan politik Hindia Belanda. Seorang penyelia dari tentara Jepang karena melihat kecerdasan Wang Zhen menawarinya untuk menjadi bagian intelejen Jepang. Bertugas memecahkan kode sandi rahasia untuk tentara Jepang.

Awalnya sempat terjadi perdebatan antara Wang Zhen dengan keluarganya. Namun Ibu nya yang berbesar hati mengizinkan dan bahkan menyuruh Wang Zhen untuk mengejar mimpinya. Dari sanalah petualangannya dimulai.

Orang Kepercayaan

Setelah Jepang kalah, Wang Zhen pun dikirim ke Hongkong yang saat itu porak poranda akibat perang. Bekerja sebagai tukang bersih yang pada awalnya. Pertemuan pertamanya dengan Khalil Wang sang kakak angkat ketika tak sengaja Wang Zhen membaca tulisan Jepang dan diketahui olehnya.

Karena kemampuan bahasa Jepang itulah Wang Zhen diangkat menjadi Asisten Direktur oleh Khalil Wang sang Direktur. Disitu perjalanannya dimulai, sebuah Bank HSBC yang merupakan bank tua menghubungkan dunia barat dan dunia timur. Beberapa tahun setelah menjalani pekerjaan yang melelahkan, akhirnya mereka pun pulang dengan tabungan yang banyak.

Bakat Terpendam

Khalil Wang merupakan anak Sultan Jamrud seorang pedagang kaya raya di Jember. Berdagang pakaian grosir untuk kelas menengah kebawah. Memiliki seorang saingan pedagang grosir batik untuk kelas atas.

Wang Zhen yang berganti nama menjadi Constantine King diberikan kepercayaan untuk mengelola dan mempersiapkan cabang bisnis baru. Grosir batik untuk kelas atas dan mengalahkan pesaingnya. Berkat strateginya ketika mengetahui kalau modal untuk membeli bahan hanya 10% dari harga jual.

Ia menyusun rencana untuk membuat orang bisa mendapatkan pakaian dengan DP hanya 20% dan melunasi sisanya dalam 3 bulan. Akibatnya setiap pelanggan akan mengambil barang lebih banyak dan mempunyai kewajiban menghabiskan hanya barang dagangan mereka. Pesaing pedagang grosir batik kelas atas yang sudah lama pun akhirnya tumbang dan dibeli oleh Constantine King.

Mengejar dan Menunggang Kuda

Tak puas dengan pencapaian tersebut, Constantine King memulai petualangan baru sesuai impiannya. Ia pun pergi ke Jakarta dan mencari tantangan baru. Dimulai dari pegawai toko dagang milik orang Tionghoa, enam bulan kemudian pindah ke Geo Wehry dan dengan cepat menjadi pimpinan.

Situasi yang kurang baik, kerusuhan dan ekonomi yang berantakan membuat Constantine King dikeluarkan dari perusahaan. Situasi sempat menjadi sulit bagi Constantine King.

Sampai pada suatu ketika Ia depertemukan dengan Ali Santa pemilik Bank Dagang Toko Tiga. Ditawarkan posisi Direktur untuk memperbaiki usaha bank milik Ali Santa Tersebut. Perjuangannya tersebut membuat kepercayaan padanya meningkat dan dijuluik The Magic Man of Banking.

Tawaran

Datangnya Khalil Wang dari Jember ke Jakarta kemudian mengajak Constantine King untuk mendirikan sebuah bank. Modal dari hasil menjual toko nya di Jember dan berkongsi dengan Ali Santa. Segera setelah itu pendirian Bank Ma-Sin yang kemudian menjadi salah satu bank swasta terbesar saat itu.

Bank yang mulai besar, membuat Khalil Wang kehilangan semangat untuk mengembangkan lebih besar lagi. Constantine yang tak suka dengan kondisi tersebut akhirnya memutuskan keluar dari usaha Bank keluarga tersebut.

Majikan dan Komandan

Pada suatu perjalanannya pulang dari Amerika, di Pesawat Constantine King bertemu dengan Tuan Lim. Karena perjalanan karir nya itulah akhirnya Tuan Lim menawarinya untuk mengelola Bank miliknya Asian Central Bank (ACB) yang juga terbengkalai.

Tuan Lim merupakan konglomerat kaya raya yang mendapatkan keistimewaan monopoli gandum pada masa Soeharto.

Diberikannya saham dan juga kepercayaan penuh untuk menjadikan ACB menjadi bank swasta nomor satu nasional. Kesamaan tujuan itulah yang membuat Constantine Akhirnya membuat bank tersebut berkembang dan menjadi terbesar di nasional.

Baca Juga: Sang Alkemis Karya Paulo Coelho

One thought on “Taipan – Lahirnya Para Konglomerat William Win Yang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *