Warung Madura; Usaha yang Ga Ada Matinya
Warung madura sebutannya untuk warung yang buka 24 jam, tanpa tutup. Dijaga sendiri dengan kelengkapannya menyediakan kebutuhan warga sekitar.
Hal ini saya amati dari pengalaman Saya mengelola minimarket yang menyediakan sembako juga. Hal pertama yang Saya perhatikan adalah bagaimana pelanggan yang ingin membeli rokok.
Kenapa Rokok? Karena kebanyakan mereka butuh cepat, mungkin beda 500 atau 1000 rupiah tidak masalah. Asalkan kebutuhan mereka cepat terselesaikan.
Awalnya Saya pikir mereka cukup nekat ketika membuka warung madura persis di depan Indomaret yang jauh lebih terang dan terlihat dari jalan.
Namun saya melihat juga warung madura tak kalah berinovasi, mereka hanya dengan luasan warung yang kecil. Bisa mendapatkan penjualan hingga jutaan rupiah per hari.
Baca Juga : Toko Eceran dan Grosir: Mana yang lebih untung
Inovasi Warung Madura
Apa inovasi yang bisa kita pelajari? Mereka menyediakan pom mini atau bensin bagi pengendara motor terutama jika spbu terlalu jauh.
Kedua seringkali jam buka 24 jam, seperti minimarket di depannya. Kadang memang walaupun harganya tak terlalu banyak perbedaan. Namun tetap banyak yang membeli di warung madura.
Orang yang ingin segera mendapatkan apa yang dia butuhkan seringkali memilih toko ini. Karena hanya membeli satu atau dua item barang. Terkadang minimarket modern terlalu panjang antriannya.
Seringkali menjadi tempat nongkrong atau kumpulnya warga disekitar warung. Sesekali akan membeli minuman bahkan bisa lebih dari sekali di warung tersebut. Ini penting karena minuman termasuk item yang profitnya cukup tinggi bagi toko retail.
Banyak warga yang menganggap image warung memiliki harga murah karena tampilannya. Padahal ketika saya mecoba harganya sama saja dan kadang lebih tinggi dari minimarket modern.
Kenapa image murah penting? Karena banyak warga yang memiliki ekonomi menengah kebawah sangat memperhatikan perbedaan harga, 100 atau 500 rupiah akan diperhatikan, terutama ibu-ibu.
Warga yang lebih senior banyak yang lebih suka ketika barang mereka diambilkan oleh penjaga warung. Tidak seperti minimarket modern yang sifatnya melayani diri sendiri dan membawa ke kasir.
Perlu diketahui pernyataan barusan masih berdasarkan pengamatan saya terhadap warung madura di sekitar lingkungan saya. Toko kelontong dan minimarket modern sangat banyak, jadi masih ada variabel lain yang menentukan apakah suatu model usaha bisa bertahan dan berkembang atau tidak.